Jumat, 15 Juli 2022

,

Yuwo : Pesta Adat Suku Mee

 YUWO


Masyarakat yang menghadiri pesta Yuwo di Kampung Epouto. Sumber ; suarapapua.com (Stevanus Yogi - SP)

Secara leksikal atau harfiah Yuwo adalah pesta adat suku Mee, didalamnya ada barter jual beli, dan menyampaikan pesan kesan lewat lagu-lagu etnik Emaida. Defenisinya sudah selesai sampai disini, tetapi sesuai permintaan sdr Jhoni Ukago di kolom komentar dalam status saya di facebook dengan judul Enarotali - Enaa Agoo Tadii (27/9) maka, saya mencoba menggali perfonem untuk mencari tahu sebab-sebab lain diadakannya pesta adat yang sudah mulai punah ini.
A. BAGOLOGI
Definisi Bagologi dan posisinya dalam ilmu pengetahuan dan hubungannya dengan pembentukan kata, akan saya sampaikan dalam bentuk lain. Disini saya hanya bongkar istilah Yuwo secara etimologis; per sub kata hingga perfonem. Karena bila dilihat, empat huruf yang terdapat didalam kata Yuwo mengandung arti atau makna dalam bahasa Mee.
Dalam definisi etimologi, kamus yang beredar menyebut, etimologis adalah ilmu yang membedah sebuah kata dan sub kata atau ilmu yang mempelajari asal usul kata. Memperhatikan pembedahan kata versi Herman Yakitoubi You (Yakitouby Armando Herman You) dan Pastor Theo Makai, Projo (2018), mereka dua tidak sampai sub kata, tetapi sampai tingkat fonem sepanjang masih ada arti atau makna dalam bahasa bersangkutan. Bahkan Herman masih menggunakan / menggabungkan kata-kata yang bersinonim, berhomofon, berhomograf, berpolisemi, antonim dan lain seterusnya, dan setelah itu saya berusaha menafsirkan sampai di tingkat fonem. Semua ini saya pakai untuk menganalisa apa yang pernah terjadi pada saat sebuah nama pertama kali diberikan didalam upacara adat Bagomeni.

Dalam budaya Meuwo, sebuah nama adalah hasil konvensi dalam upacara adat Bagomeni, yaitu moyang mempersatukan, menggabungkan, mempersingkat semua peristiwa yang bertalian kedalam sebuah kata. Apabila sebuah fonem saja mengandung makna, maka boleh dikategorikan nama tersebut adalah nama-nama awal. Sub kata dibentuk oleh generasi berikutnya lewat Bagomeni dan seterusnya. Dalam fonologi, huruf hanya sebagai lambang, fungsinya hanya bisa dilihat, sementara fonem adalah satuan terkecil yang bunyinya diproduksi oleh manusia dan kita bisa dengar langsung.

Bila mengikuti penggalian saudara Marsel Kagipaiwae Dou dalam tata bahasa (gramatikal) Mee, sebuah kata akan memberitahukan kapan dan dimana, berapa jumlah orang dan lain seterusnya. Semua jumlah dan kejadian tersebut sudah dibungkus rapi dalam sebuah kata ("mana kamu doba boonimakita") sehingga bila kita bongkar pakai metode You Makai diatas maka akan ketahuan apa, berapa, kapan, dimana, atau 5w 1h dari kata-kata tersebut. Terakhir hanya butuh hikmah dan pengetahuan dalam pemaknaan, sebab semua yang diproduksi dalam pikiran dan budaya bersumber dari kesadaran manusia akan adanya alam semesta (Immanuel Kant).
B. PERFONEM
Dalam fonetik, 26 huruf bila dibaca secara fonem, maka ada huruf vocal (a, i, u, e, o) dan huruf konsonan (b, c, d...... x, y, z). Huruf vokal bila diucapkan, maka tidak ada rintangan dalam artikulasi mulut, bebas hambatan. Beda dengan konsonan, bila diucapkan ada rintangan dalam rongga mulut, butuh kerja sama antar lidah, gigi, bibir, rongga, udara, tekanan udara dari dalam atau hanya diluar untuk produksi sebuah fonem. Tetapi didalam dua jenis fonemik ini, ada beberapa huruf yang unik karena hanya butuh tekanan dalam atau diluar rongga mulut seperti Y, H, S dan W. Huruf-huruf itu boleh dikatakan berdiri antara huruf vokal dan huruf konsonan. Y memerlukan tekanan dari dalam, sementara W hanya butuh tekanan ringan didepan mulut. H hanya berupa hembusan udara, dan S hanya berdiri antara tekanan Y dan H. Nah, sekarang masalahnya adalah mengapa diantara lima huruf ini dipakai moyang dan membentuk sebuah kata yang bernama YUWO.
Bingun menjelaskan ini, tetapi ringkasnya kita akan menggali semuanya satu persatu. Fonem Y sebenarnya pengucap hendak mau menyampaikan sebuah maksud, niat penting tetapi tertahan didalam karena belum ada bantuan huruf vokal yang lain. Jadi, ada niat atau keinginan yang ingin disampaikan tetapi belum selesai / tuntas dan akan menjadi jelas bila ditambahkan huruf vokal atau huruf hidup dibelakangnya (ya, yi, yu, ye, yo).
Cara baca fonem Y = tiba-tiba kaget ketika melihat sesuatu yang sangat mengherankan, tak bisa digambarkan dengan kata-kata. Suaranya mengarah ke i, tetapi diikuti tekanan y (iy) didalam mulut.
Nah sekarang, apakah ya, yi, yu, ye, yo ada arti atau makna dalam bahasa Mee?
Ya = mengiyakan, menyetujui, Yi = nada-nada kesedihan, tangisan, Yu = yel yel resitatif yang sangat bersemangat dan membara, Ye? = sufiks untuk arti inikah atau bukan? Yo = bibit.
Bila huruf vokal ditambahkan kedepan huruf Y maka akan berbunyi ay (aii), ey (eii), mengandung makna heran. iy dan oy tidak ada makna dalam bahasa Mee. Kecuali ditambahkan huruf hidup dibelakang. Iya (mentah, hidup, hidup baru, bangkit). Iyi (tidak ada makna), iyu (belalang), iyo (rambut), iyoo (bibit, sakit parah), iyee (sembilan, daun, buku, ajaran, dogma, kebiasaan, budaya) dan lain-lain seterusnya bisa dianalisa sendiri. Aya (arwah/roh), ayii (selamat di surga), ayoo (rajin atau telaten), ayu dan aye tidak ada makna dalam bahasa Mee.
  1. Siapa yang mau memberitahukan, menyampaikan sesuatu tetapi tertahan di dalam mulut (fonem Y)?
  2. Bila vokal hidup ditambahkan kedepan maka hanya ada 2 fonem saja yang mengandung arti yaitu ay, dan ey. Keduanya mengandung arti heran. Bila ditambahkan huruf vokal didepan dan dibelakang maka ada beberapa makna yaitu arwah, roh, selamat di surga, bangkit dan kebangkitan, rajin dan telaten, belalang, sembilan, buku, dogma dan lain seterusnya.
  3. Apa yang pernah terjadi sehingga muncul makna- makna seperti itu?
Didalam dunia ini hanya ada tiga insan yang bisa mengungkapkan sesuatu yaitu (1) manusia (kepada sesamanya, kepada malaikat dan kepada Tuhan dalam doa), (2) malaikat (kepada manusia dan Tuhan) dan (3) Tuhan (lewat para malaikat dan para Nabi). Setan, penunggu, alien dan lain-lain masuk dalam kategori malaikat. Pasti diantara ketiga insan inilah yang pernah menyebut Y untuk menyampaikan maksud tujuan tertentu.
Bila Y dibawa ke nurani Tuhan, maka Y adalah sebuah keinginan Tuhan yang ingin disampaikan kepada manusia lewat para Nabi tetapi belum tuntas karena kemampuan manusia merekam semua maksud dan tujuan sangat terbatas. Lalu, Tuhan pakai tokoh dan media lain untuk melengkapi bagian yang kurang. Jika memang demikian, dalam hal apa Tuhan bisa berbuat demikian? Pasti saja soal agama, khusus soal ayat-ayat yang berhubungan dengan alfa omega (penciptaan dan penghakiman). Artinya, bagian yang kurang di agama Budha, Tuhan ilhamkan lewat Hindu, bagian yang kurang di Alkitab, Tuhan lengkapi di Alquran terutama bagian-bagian tentang penciptaan dan penghakiman (alfa omega). Begitupun seterusnya.
Mengapa bagian Alfa Omega atau penciptaan dan penghakiman? Mengapa ada semacam ajakan kepada kita untuk mempelajari semua kitab suci khusus soal-soal itu?
Y tambah prefiks i dan sufiks e menjadi iyee adalah daun, kertas, buku, dogma, sistem, sifat karakteristik, adat kebiasaan budaya. Iyee juga artinya angka sembilan (9 = nun, nine, novena dll). Moyang Mee nubuatkan dalam kata 77-88-99, yagee kagouda too akado. Yagee adalah daun pandang berduri di angka 9 yang sudah dimulai 1999, 2019.
Sejak tahun-tahun ini muncul dua jenis penyakit yaitu: (1) yang nampak dan (2) yang tidak nampak tetapi dua-dua nyawa manusia melayang. _____Yang nampak dapat diuji secara medis yaitu seperti ebula, delta, hiv-aids, sars dll. _____Yang tidak nampak yaitu apakah Islam bilang Dadjal yaitu manusia raksasa bermata 1 di dahi. Kristen bilang harimau berbulu domba. Siapakah Dadjal? Apakah Dadjal adalah korporasi raksasa atau beberapa lembaga yang dibentuk secara resmi untuk mengaudit dana Otsus misalnya dan banyak pemimpin Papua jatuh ditengahnya bila tidak sembah-sembah mereka? Apakah mereka boleh disebut harimau berbulu domba sebagaimana dimaksud Alkitab? Mengapa obat untuk menyembuhkan penyakit corona misterius sampai detik ini? Apakah Corona dibuat oleh Dadjal internasional (dua tiga lembaga membentuk satu kekuatan) untuk mencari dana? Saya tidak tahu, tetapi secara bagologi atau ilmu gejala, phenomena itu sedang terjadi.
Intinya, lewat 9 dalam artian iyee (daun, buku, dogma dll) seperti Tripitaka, Weda, Lima Sutra, Taurat, Hadis, Totamana, Alkitab dan Alquran, Tuhan sedang menyampaikan awal dan akhir dalam bentuk yang berbeda-beda agar manusia bisa mengenal eksistensi Tuhan dan mengenal siapa juru selamat tunggal yaitu Yesus sebagai alfa dan omega.
Bila Y dipakai oleh manusia, dari manusia untuk manusia, maka ada keinginan tersirat yang belum tuntas disampaikan, atau mau sampaikan sesuatu tetapi ada yang menahannya, tak mampu diucapkan manusia. Mesti ada pendukung lain untuk memperjelas maksud. Pertanyaannya, apakah tokoh pertama yang memakai huruf ini melihat sesuatu yang tak mampu diucapkan dengan kata-kata (arhetta rematta)?
Penggunaan fonem Y dalam kata Yuwo akan menjadi jelas bila diikuti fonem U dibelakangnya. U arti lurus adalah berani, spirit, roh kudus. Bila Y dan U digabungkan akan menjadi YU. U dobel maka akan menjadi Yuu, yaitu Yel-Yell yang dibulatkan dalam lingkaran Yuu Waita secara berulang-ulang. Pertanda bahwa hal itu benar, masuk akal, menggembirakan, menghidupkan, mengharukan, dan diterima secara umum, spontan dalam bentuk Waita. Irama Yibuu atau yuu juga dilakukan secara resitatif (berulang-ulang) dalam pesta dansa dengan lagu-lagu kiasaan, penuh makna, menarik gadis, dalam rumah dansa Emaida "gaigii beu- gaiga beu".
Bagaimana dengan dialek Mapiha yang menggunakan huruf H dan S? Secara fonemik, bila hurufnya sudah beda berarti artipun pasti beda. Huwoopa Niwei atau Suwoopa Niwei. Tetapi dalam kasus ini, maknanya sama tetapi hanya huruf atau fonem depan yang berbeda. Apakah homofon juga bukan? Homonim juga bukan? Atau homograf?
Secara fonologis, H tekanannya bersamaan dengan hembusan nafas (tarik nafas kedalam maupun hembus keluar), bisa diartikan "tarik nafas dulu" - "dimi gaa dokii" atau isap rokok dulu, berdoa dulu, berpuasa dulu, mengaku dosa dulu. Bila dihubungkan dengan pesta Adat Yuwo, maka cukup tanya ke huruf Y diatas. Bila huruf Y adalah sesuatu yang tak bisa dikatakan, tak bisa diucapkan manusia, maka harus pikir dulu, tenangkan diri dulu, ambil nafas dulu, istirahat dulu, merokok dulu, sebelum bertindak. Berarti ini pasti bukan di even Yuwo, tapi pada saat tuan pesta (Yuwo ipuweme - onage motitamee) mempersiapkan iven pesta Yuwo. Nah, bagaimana dengan S?
Fonem S lebih ke arah jaga diri, cepat mengaku dosa (sssstt... ega odai), berlaku di wilayah perbatasan. Karena itu, wilayah perbatasan oge boba ini masih berlaku hukum Dimiyaa. Yaitu hukum wajib meminta ijin kepada pemilik: Tuhan dan manusia bila membutuhkan sesuatu. Bila tidak maka ada akibat yang disebutkan dalam prefiks di-: dihouma, dihoo, didi, dibuu, dii-dabaa dan lain sebagainya. Beberapa lagu etnik seperti Aatouga, Kitouge tidak cocok dinyanyikan pakai huruf H dan Y. Terasa janggal. Logat S bawakan lagu Ugaa dalam Emaida juga jarang saya dengar. Lagu-lagu dialek S dan Y lebih kepada memuji kebesaran Allah. Menyanyikan lagu Pop Papua pakai dialeg S juga tidak cocok. Pop Tradisional Papua dalam bahasa Mee cocok pakai Y dan H. Tergantung siapa penciptanya.
Bagaimana hubungan S dengan pesta Yuwo? Cukup hubungkan dengan fonem Y dan H diatas. (1) Bila Y adalah sesuatu sesuatu yang tak mampu diucapkan dengan bahasa manusia, maka, sebagai manusia yang lemah harus pikir dulu, ambil nafas dulu sebelum bertindak. (2) Bila S memiliki arti demikian, maka, Y adalah sesuatu yang berhubungan dengan campur tangan Tuhan. Bahwa sebelum penanaman pohon onage harus berdoa dulu, ijin dulu, mengaku dosa dulu agar iven Yuwo berjalan lancar tanpa kendala. Lalu, bisa saja ssst itu dibawah ke Siriwo. Bisa juga banyak peristiwa lain terjadi dibalik lahirnya tiga dielek ini dijaman-jaman awal.
Apakah pada jaman dulu pernah ada iven akbar yang melingkupi seluruh wilayah Mepago? Sehingga persiapan sudah dimulai dari wilayah selatan sampai utara? Ini sesuatu yang tidak mungkin, tidak masuk akal. Ataukah ada peristiwa lain selain peristiwa Yuwo sehingga muncul fonem Y, H dan S? pertanyaan ini masih bisa dikejar terus.
Alasannya cuma satu, secara manusiawi, semua budaya atau ciptaan baru adalah bionik, meniru apa yang terjadi sebelumnya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, Yuwo adalah meniru sebuah pesta Yuwo yang tak dapat dikatakan atau digambarkan dengan kata-kata manusia. Entah diseluruh Mepago atau mungkin di dunia dimensi lain? Intinya orang yang pertama kali mengucapkan Y adalah tokoh yang pernah melihat sesuatu yang dapat diwakilkan dengan kata-kata manusia, hanya heran dan takjub tak bisa berkata-kata.
Jawaban ada didalam kata-kata y, ay, ey, ayo, ayii, iyo, iyoo, iyu, iya, iye, iyee, aya, ayanii, dan lain seterusnya.
------------------
Y + H = S
------------------
Y = (dialek Paniai dan Lembah), makna: tak mampu diucapkan dengan kata-kata manusia, heran-heran setelah melihat sesuatu yang tak mampu diwakilkan dengan kata-kata manusia.
H = nafas hidup, tarik nafas sedikit dan pikir (dialeg Mapiha epouda). Apabila fonem Y dan H diucapkan pada waktu yang bersamaan, maka otomatis akan menghasilkan fonem S, yang telah menjadi dialeg perbatasan (Sukikai Selatan, Putaapa, Siriwo).
S= ssst, hati-hati, gai-gai, amuu, daa, odai = bertobat dan mengaku dosa, setelah itu jangan mengulangi lagi. (Ekoo owakumi = bersihkan sampah, kerja, merapikan).
-----------------------------------------
Y + H = S (dou + gai + ekowai)
-----------------------------------------
Huruf W diucapkan ringan. Mengandung makna teguran secara spontan (wee). Ada makna terang (a-wee), pinggiran kali, sungai atau danau (awee - gepenee), - bagian sebelah (au-wee). Bila taro U didepan dan O dibelakang maka akan menjadi air, negeri, perairan, daratan. Berarti huruf ini berhubungan dengan lagu-lagu Emaida yang sering lukiskan keindahan alam, kekayaan yang berlimpah dan lain sebagainya. Biasanya Wu dipakai dalam lagu-lagu Ugaa Komauga sebagai coda setelah intro lagu. Seniman Papua Edmar Ukago imbox: Woo woo, wiyoo wiyo, wae wuu adalah kata-kata resitatif dalam irama lagu-lagu Emaida. Huruf ini juga yang membentuk kata seperti Wanii, Wiani dan –ni –ni yang lain-lain.
Fonem O memiliki tiga arti. 1) O adalah bentuk pemberian dari orang yang tidak kentara. Bila nampak, maka, pasti diberikan secara tegas dengan bagiannya yang jelas. 2) O juga mengandung arti penyembuhan. 3) O artinya mengandung nada heran, kagum terhadap suatu perbuatan, kejadian. Dalam posisi pesta rakyat Yuwo, o adalah keuntungan yang dirasakan langsung oleh pembeli dan penjual. Bila o dobol berkali-kali maka, ada berkat berlimpah dari hasil usahanya sendiri.
Akhir kata, DR Jan Boellars dalam bukunya Manusia Irian (hal 86): ".......Tambahan pula dari penyelidikan yang lebih saksama, ternyata, di balik latar belakangnya yang miskin ini dan di balik kegiatan dagang yang amat tenang ini tersembunyi suatu kehidupan rohani, yang mampu mengungkapkan nilai-nilai kemanusiaan yang mendalam dengan pemberian bentuk simbolik yang sangat kaya."
Sa tra paham apa maksudnya itu - apalagi generasi jaman sekarang. Tetapi yang jelas, pesta ini boleh dibilang membutuhkan waktu bagi tuan pesta dalam persiapannya. Mulai dengan mencari pohon jenis Onage untuk tiang utama pesta. Saat tanam, bila tersantuk batu atau akar pohon lain, maka tetap pindah ke lokasi baru sampai berhasil. Saya sebut teori Onage Wei ketika Tuhan membuat 8 lokasi yang dirusak iblis akibat iri hati dengan bumi yang memiliki udara, air, tanah dan api.
Memang bumi beda dengan planet lain yang jumlahnya 200 triliun lebih didalam universe. Bumi adalah campuran antara Terrestrial planet dan Jovians planet sehingga pasti saja iblis dan rombongan iri hati dengan firdaus bumi. Sejak awal iblis baku rampas tidak mau manusia ditempatkan ke bumi, akibatnya dia berhasil menyusup dalam proses penciptaan (baca semua ayat 6,16,26=666 dalam kitab kejadian) sampai pada akhirnya Tuhan menyesal menciptakan manusia (Kej 6:6). Tabiat iblis itu sedang terjadi bahkan sudah menyusup di berbagai lini kehidupan, tapi kita masih belum menyadarinya.
C. PERSUB KATA
Uraian diatas menyangkut fonem. Sekarang bagaimana persub kata dari istilah Yuwo? Didalam istilah Yuwo ada tiga sub kata yaitu Yu, uwo dan Wo.
Yu = yel yel pertanda menerima, menyetujui, mengiyakan sebuah periswa secara serempak bersemangat melibatkan dua tiga orang hingga ratusan orang. Uwo = air, negeri, negeri itu, negeri sana. Wo = heran, disebelah sana, nanti setelah ini (woh, woo, woo-'ko).
Jadi, Yuwo dalam sub kata mengandung makna, disebelah sana atau disebelah bagian sana orang atau banyak sedang Yuu Waita. Berarti sub kata Yuwo disebutkan oleh orang yang bukan sedang dalam situasi Pesta, tetapi disebutkan oleh orang lain yang sudah atau sedang mendengar kabar pesta, bahwa bagian sana atau disebelah sana orang ada Yuu Waita. Berarti sub kata Yuwo mengandung makna undangan, mengundang agar orang datang hadir. Lalu secara spontan bisa saja muncul kata Yuwoopa Niwei, Huwoopa Niwei, atau Suwoopa Niwei. Berarti Yuwo adalah sebuah pesta yang istimewa sehingga setiap orang tergerak hati untuk menghadirinya.
Woo juga mengandung makna future tense atau eskatologis, bahwa nanti orang akan Yuu Waita disini (wooko waita taitai / titoutai).
Kapan nama Yuwo diberikan? Jawab ini cukup analisa perkembangan fonem dan sub kata dan makna yang terkandung didalamnya.
(1) Menurut saya, budaya adalah bionik, meniru dari yang sebelumnya. Thomas Alfa Edison ciptakan lampu, meniru kunang-kunang, Bright bersaudara bikin pesawat tiru burung terbang dan lain seterusnya. Dengan demikian, moyang bentuk sub kata Yuwo tentu meniru dari sebuah kejadian sebelumnya yang telah disingkat dalam empat fonem pokok dari kata Yuwo diatas yaitu Y, H, S, W. Intinya dari penggalian diatas, nampaklah bahwa Yuwo adalah pesta mensyukuri hikmat berkat yang diberikan Tuhan kepada manusia dan memuji ukiran alam yang indah lewat lagu-lagu Emaida.
(2) Kesimpulan saya tentang sejarah Meuwo ada tiga tingkatan. Jadi menurut saya, perfonem dialami oleh tingkat pertama tanpa adanya pengaruh bahasa dari bahasa luar. Persub kata dibentuk oleh generasi kedua melanjutkan fondasi yang sudah dibentuk generasi tingkat pertama. Generasi mendatang bisa kaji lagi, nama Yuwo diberikan generasi pertama tingkat akhir, generasi kedua tingkat awal, pertengahan dan lain seterusnya. Tetapi jikalau generasi pertama sudah memiliki kemampuan untuk berbahasa, maka beberapa nama dalam bahasa Meuwo diberikan oleh generasi pertama. Apa benar? Hal seperti perlu selalu diuji.
Nah untuk menjawab kapan istilah Yuwo muncul, maka cukup diketahui dari jumlah orang yang menghadiri Yel yell Yuu. Berarti nama Yuwo muncul saat orang sudah banyak. Bila perfonem nampak (sekalipun belum terbukti beberapa pertanyaan) namun kita yakini khusus fonem Y hanya melibatkan beberapa orang saja. Sehingga kata Yuwo muncul di angkatan kedua yang mana jumlah orang sudah semakin banyak.
Bila dihubungkan dengan fonem H dan S berarti penyelenggara maupun peserta cukup bersihkan diri, mengaku dosa dan berjanji tidak akan berbuat dosa lagi agar iven berlangsung hikmat, meriah dan banyak rahmat dan berkat berlimpah-limpah (o, oo, ooo, oooo dan seterusnya dan seterusnya).
Buku Manusia Irian : Dahulu, Sekarang dan Masa Depan (Jan Boelaars)

Apakah ini kunci keberhasilan seorang Tonawi? Apa arti Tonawi dalam bagologi dan etimologi? Bagaimana dengan pernyataan Jan Boelaars dihalaman 86? Apakah ada hubungan pesta Yuwo? Namun Boelaars lebih ke bagaimana seorang yang punya Ekina banyak (tonawi) membangun relasi dengan sesama yang memelihara babi-babinya (saling menguntungkan). Contoh; orang Tigi Paniai babinya sampai di Mapia, Piyaiye, Siriwo. Begitupun sebaliknya Tonawi asal Kamu Mapia ke Paniai barat Tigi tage. Budaya itu sekarang sudah terkikis dengan ayam potong. Tapi itu wajar - bukan tidak baik, yang paling penting adalah kita menggali sejarah dan bagaimana kembali membangun nilai-nilai rohani dalam kehidupan bermasyarakat.
D. KATA
Secara leksikal atau harfiah Yuwo adalah pesta adat suku Mee, didalamnya ada barter jual beli, dan menyampaikan pesan kesan lewat lagu-lagu etnik Emaida.
E. IVEN YUWO
Rumah Dansa Emaaowa


YUWO diselenggarakan oleh seseorang yang memiliki status Tonawi diwilayah itu. Disebut Tonawi karena memiliki babi banyak. Babi miliknya bukan saja ada di kampungnya, tetapi sampai di kampung-kampung yang sangat jauh.
Tonawi asal Mapia memiliki babinya sampai di Siriwo, Piyaiye, Kamu sampai Unito Sukikai Selatan. Tonawi asal Tage, babinya dia sudah titip sampai di Siriwo, Kamu, Paniai, Mapia hingga Piyaiye. Begitupun Tonawi-Tonawi dari daerah-daerah lain. Ketika iven Yuwo tiba, babinya tinggal diangkut ke pesta dan yang memelihara hanya mengambil Kadee, Pekanipo juga anak babi.
Yuwo tidak bisa diselenggarakan oleh satu dua Tonawi, tetapi diselenggarakan oleh lima enam orang Tonawi bersama-sama. Mereka mengambil keputusan bersama-sama, kapan Onage Motii, kapan Putu Nagoo dan kapan Maa Nagoo. Semua prosesi ini dimulai dengan doa dan puasa (diho dou) agar lancar tanpa kendala dan berlangsung dalam perlindungan TUHAN. Makanya biasa dikenal, prosesi persiapan Yuwo lebih berat dan berhati-hati agar sukses.
Jabatan Tonawi adalah jabatan perjuangan seseorang (achieved status). Bukan jabatan yang dikejar-kejar dengan cara-cara toka nota mee, disogok dengan cara-cara KKN, atau juga bukan jabatan turunan (ascribed status). Seseorang sendiri berjuang menggapainya dengan cara dan gaya yang digambarkan Jan Boelaars (86). Dengan demikian, saya berani mengatakan, Tonawi adalah jabatan kudus.
Istilah Tonawi adalah nama umum. Tidak hanya disebut Tonawi karena memiliki banyak Ekina, tetapi dibidang lain pun disebut Tonawi. Intinya disebut Tonawi karena dia memiliki empat kelebihan (wii) ketika ia hendak berkelana (tonaa). Keempat kelebihan itu, menurut saya, moyang angkat dari falsafah dasar Meuwo yaitu Dou Gai dan Ekowai seperti yang telah saya bongkar dalam fonem YHS diatas.
(1) Dia punya kemampuan melihat atau Dou Epi, Edou Epi. Anak piatu, mama-mama janda dia jamin, dia pelihara, kasih ekina untuk pelihara dan kasih tanah untuk berkebun. Anak piatu justru dipelihara dan mendapat perhatian khusus dalam keluarga.
(2) Dia memiliki kemampuan menimbang dan berbicara yang bagus atau gai epi-wegai epi, sekalipun dia mata buta atau Edou Peu gaipeu Mee. Jan Boelaars menulis, orang Mee mengedepankan pragmatisme: benar atau salah (maa - puyaa), dan ada tau tidak ada (ewa beu).
(3) Dia memiliki kemampuan Keitai epi - ekowai epi: mempunyai kemampuan dan ketelatenan untuk merapikan, membersihkan, bikin kebun, pagar, taman dan lain-lain.
(4) Dia rajin Dihodou dalam kehidupan sehari-hari. Dia pantang makanan yang dilarang dan menghindari pergaulan diluar mas kawin.
***
Ternyata, bahan-bahan yang dipilih untuk membuat panggung Emaida diambil dan dipilih dari kayu-kayu yang tidak bisa bertahan lama seperti Onage dan Kinou. Artinya pohon-pohon itu setelah sebulan cepat mengering dan biasanya dipakai untuk kayu bakar. Kecuali tiang utama dicari kayu kuat (saya belum tahu nama) dan bahkan sampai detik inipun masih ada.
Tonawi secara bagologi (pemberian nama atau ilmu pembentukan kata - morfemisasi) artinya berjalan (hidup) dengan empat kekuatan seperti yang saya barusan sebutkan diatas.
Emaida secara bagologi, tempat bernyanyi dan berdansa sambil memuji dan memuliahkan Tuhan, mengagungkan karya ciptaanNya dan simpatisan yang meramaikan, mendengarkan, menghafal dan lain seterusnya. Banyak gadis terpikat dalam situasi itu dan sampai sekarang keturunan sampai dimana-mana. Emaida dari sub kata mengandung arti tempat berteduh, tempat menyeram telur, tempat duduk yang aman dan nyaman dan lain seterusnya.
Kewita secara harfiah adalah tenda undangan dan tamu. Secara bagologi kewita mengandung arti tempat bertedu membicarakan jalan-jalan hidup (uwii itaa). Jadi pasti saja di pondok mereka bincang-bincang orang ini bakar Ekina berapa, saya beli Ekina berapa, orang ini menyanyi begini, begitu dan lain seterusnya.
Semua mengandung arti yang mendalam, dan bila orang duduk sebentar sendirian (di Ewanetaida misalnya) memikirkan kekayaan bahasa dan budaya yang sungguh luar biasa ini, orang bisa taduduk diam seribu bahasa. Hanya kita prihatin bagi generasi mendatang, apakah mereka bisa berbahasa Mee atau tidak. Saya Engelbertus, lahir Enarotali mau belajar dialek Mapiha ini saja kaki kepala. Komauga satu biji ini saja saya harus latihan 5 tahun lalu bisa tirukan orang punya ciptaan. Contoh lain seperti Edmar Ukago yang notabene lahir besar Pegubin, Agus Degei besar Wamena, Dance lahir besar Merauke, Puncak, Kerom jauh lebih bagus dalam hidup dan karya di Mepago dari pada mereka yang lahir besar di negerinya, lebih banyak merusak karena jarang bercermin atau bertanya. Efeknya akan terasa 10 20 tahun mendatang.
Empat kekuatan yang wajib dimiliki bila seseorang dipandang seorang Tonawi:
1. Dou epi, edou epi >>>>Mee
2. Gai epi - wegai epi >>>>>>>Mee
3. Keitai epi - ekowai epi >>>>Mee
4. Dihodou epi>>>>>>>Mee
F. KESIMPULAN
1) Bila fonem y, h dan s sudah memiliki arti demikian, maka dipastikan tiga fonem itu muncul pada saat sebelum pembagian persebaran logat. Dengan demikian, pada jaman itu boleh dikatakan, tidak ada Paniai, Tigi, Kamuu, Mapia dan Siriwo. Alasan utama karena falsafah Dou Gai Ekowai itu berlaku bagi siapa saja.
2) Dipastikan pada jaman itu hanya disebut Meuwodide saja. Untuk lebih jelas lagi perlu digali fonem Ekagi dan Mee secara bagologi sesuai permintaan Edmar Vergouwen. Intinya, seseorang, sekeluarga atau sekelompok orang pernah melihat sesuatu yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata, sesuatu yang mengherankan (dou) lalu saling mengajak, kita harus tenangkan diri, kita harus berdoa, kita harus berpuasa, kita harus berpikir baik-baik (gai) dan berhati-hati sambil mengaku dosa agar ada hasil yang lebih baik dan berguna bagi kita semua sambil berkarya memperindah / merapikan (ekowai).
3) Pembagian marga adalah cerita kemarin atau cerita angkatan ketiga. Karena moyang Mee pernah hidup tanpa marga dalam dua jaman.
4) Yuwo adalah pesta yang membahagiakan karena karena sudah melewati prosesi Y+H=S (dou gai ekowai).
5) Ede Pede atau barter hasil bumi secara jujur adil dan bersih. Tidak ada unsur-unsur KKN. Kekerasan dan penipuan, karena prosesi persiapan sudah dimulai dengan doa dan puasa. Minta atau minang gadis didepan umum, terutama di Emaida. Dalam lagu-lagu mereka "ikat" gadis dengan menyebut Tuhan, marga keturunan. Kesuburan melimpah, keluarga bahagia. Ekina berkembang dimana-mana karena ikatan bisnis diikat dengan bahasa simbolis Tuhan (Y, H, S). Mereka jalani dalam hukum kasih tetapi bertanggung jawab (Tuhan dan manusia), dou gai ekowai.
6) Pemerintah daerah bisa menjadikan pesta Yuwo sebagai daya tarik tersendiri dibidang ekonomi pariwisata. Impian festival Wissel bila digabung dengan pesta Yuwo akan lebih meriah dan bermakna tersendiri untuk membangkitkan semangat bertani, beternak, dan lain sebagainya.
7) Awalnya saya terima tantangan adik Johni Ukago karena ternyata, bayang pertama, kata ini bisa bongkar banyak hal yang selama ini saya sendiri tanda tanya bagi saya. Karena perfonem nampak ada makna sejak awal. Petunjuknya adalah logika, apakah masuk akal sesuai dengan budaya Mee secara turun temurun atau tidak. Sebab terkadang campuran budaya bisa merusak budaya Dou gai Ekowai turun temurun dan berpengaruh besar bagi generasi dengan penafsiran yang salah. ____Bagi saudara yang pernah terlibat atau melihat prosesi Yuwo bisa mengomentari, kritisi. Sebab yang saya ikuti adalah perfonem, sub dan kata dan kaitkan dengan budaya asli Mepago yang saya pelajari waktu pesta budaya di beberapa panggung sejak tahun 1997. Yuwo asli saya ikuti waktu umur SD di Timeepa, 1983 dan saat Kepala Distrik 2017 di Abaimaida. _____ Intinya saya merasakan, tidak semua kita kita tafsirkan sembarangan atau seenaknya. Tidak semua kata juga kita bisa bongkar gunakan fonem. Ada yang cukup per sub kata dan ada yang cukup kata saja atau secara harfiah. Jika sudah memahami, akan nampak dengan sendirinya.
๐Ÿ˜Ž
Apakah partai-partai yang ada di seluruh wilayah daerah Mepago bisa menggunakan syarat-syarat Tonawi diatas dalam menentukan Calon Bupati? Sebab fakta sejarah budaya Meuwo diatas, terungkap bahwa hanya seorang Tonawi-lah yang bisa selamatkan orang lain, karena dia memiliki empat kekayaan (tona-wii) yaitu kekayaan rohani dan materil.
9) Penutup saya kutip pernyataan Kaka Awikaituma Jr (8/10/2020) tentang Y+H=S yaitu Dou Gai Ekowai yang telah menjadi falsafah hidup orang Mee dan pada jaman sekarang telah diambil menjadi motto pembangunan di beberapa Kabupaten Meepago:
"๐——๐—ผ๐—ด๐—ถ๐˜†๐—ฎ๐—ถ๐——๐—ผ๐˜‚๐—˜๐—ป๐—ฎ๐—ฎ: ๐—ž๐—ฒ๐—ฟ๐—ท๐—ฎ๐—ฑ๐˜‚๐—น๐˜‚๐—ต๐—ฏ๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚ "๐——๐—ผ๐˜‚๐—˜๐—ป๐—ฎ๐—ฎ" ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ. ๐——๐—ฒ๐—ถ๐˜†๐—ฎ๐—ถ๐——๐—ผ๐˜‚๐—š๐—ฎ๐—ถ๐—˜๐—ธ๐—ผ๐˜„๐—ฎ๐—ถ: ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐˜€๐˜€๐—ฎ๐—บ๐—ฝ๐—ฎ๐—ถ "๐—ฒ๐—ธ๐—ผ๐˜„๐—ฎ๐—ถ" ๐—ฏ๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚ "๐—ฑ๐—ผ๐˜‚๐—ด๐—ฎ๐—ถ" ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—บ๐—ฎ๐—ธ๐—ป๐—ฎ. ๐—ฃ๐—ฎ๐—ป๐—ถ๐—ฎ๐—ถ๐—ฎ๐˜„๐—ฒ๐˜๐—ฎ๐—ธ๐—ผ๐—ผ๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฎ๐—ฎ๐—ด๐—ฎ๐—ฝ๐—ถ๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฎ: "๐—ฒ๐—ป๐—ฎ๐—ฎ๐—ฎ๐—ด๐—ฎ๐—ฝ๐—ถ๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ " ๐—ถ๐˜๐˜‚๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐˜€๐—ป๐˜†๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ๐—ถ๐—ป๐—ถ, ๐—ฏ๐˜‚๐—ธ๐—ฎ๐—ป "๐—ฎ๐˜„๐—ฒ๐—ฒ๐˜๐—ฎ"
--------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------
Trima kasih adikku, Akadoobi Akadoobi (Jhoni Ukago) atas diskusinya tentang Yuwo. Sahetapi pernah kasih ko nama Yohanes, tapi sa tambahkan ko nama baru yaitu Paulus. Alasannya justru Rasul Paulus yang melihat suasana yang tak dapat digambarkan manusia.
๐Ÿค Trima kasih juga yang lain: Awikaituma Jr, Tian Maday Yermias Degei, Stefanus Petege, Feliks Degei, Marselus K Dou, Felik Nokuwo, Kuwigai Wakei, Siorus Degei Kegobuy Muyapa Mart Edmar Vergouwen ๐Ÿ™ dll.
(แตˆแต’แต แตแต˜หขแต‰แต˜แต แตƒแต˜แตโฑ แตแต‰แต‰แต–แตƒแตแต’ แตˆโฑ แตแต’แตˆโฑแต’).
Cc: Adik JHONI UKAGO
_______________
Untuk bahan bacaan anak, adik, saudara.
Marius E Degey,
๐Ÿ’ฌKomentar Marsel Dou Kagipaiwaee (pakar tata bahasa Mee) Tentang Yuwo:
Share:

0 komentar:

Posting Komentar